MAKASSAR, BeritaInews.com–Perhelatan Musyawarah Besar Kerukunan Keluarga Islam Toraja (MUBES KKIT) akhirnya akan digelar pada tahun ini.
Ketua Panitia Pelaksana Ir. H. Annis Sangi menjelaskan pelaksanaan MUBES KKIT ini adalah yang ke IX sejak Organisasi Sosial Kemasyarakatan yang mengayomi warga Islam Toraja dari berbagai wilayah ini berdiri pada 1958 silam.
“ Pelaksanaan Mubes KKIT ke IX ini akan digelar pada tanggal 30 Oktober 2022 bertempat di Hotel Maxone Makassar “ terang Annis.
Musyawarah Besar KKIT ke IX ini berbeda dengan yang sebelumnya pernah digelar pada tahun 2007 di Hotel Santika. Karena selaku Peserta Mubes kali ini, harus teregistrasi dalam data base KKIT yang telah disediakan oleh panitia.
“ Paling lambat seluruh peserta MUBES sudah mendaftarkan diri pada panitia pelaksana pada tanggal 28 Oktober pukul 24.00 Wita “ kata Annis.
Untuk lebih efisiensi dan efektifitas berjalannya Mubes IX KKIT, panitia menggelar pertemuan Pra Mubes yang menggagas dan mempersiapkan draft serta bahan yang akan menjadi materi dalam Mubes.
Sejauh ini persiapan panitia pelaksana terbilang siap dengan prasarana dan sarana Mubes yang akan dihadiri kurang lebih 300 peserta dari berbagai wilayah.
Ketua umum DPP KKIT yang berpusat di Makassar, Dr. H. Muharram Andi Lolo, SH.,MH mengungkapkan rasa kesyukuran dan apresiasi tak terhingga atas prakarsa pelaksanaan Mubes KKIT ke IX ini kepada panitia pelaksana.
“ Saya sangat berterima kasih kepada pak Annis selaku ketua panitia serta memberi apresiasi khusus kepada beliau yang masih mau peduli dengan kebangkitan organisasi ini, ditengah kefakuman pengurus selama ini” tutur Muharram.
Muharram berharap semoga dengan digelarnya Mubes IX KKIT ke depannya bisa lebih berkembang seiring semakin modernnya organisasi kemasyarakatan atau paguyuban belakangan ini.
“Kita berharap KKIT dapat terjangkau oleh etnis muslim Toraja di seluruh tanah air,” ujarnya.
Sementara Annis sendiri berharap ini sebagai Mubes perubahan untuk perbaikan KKIT ke depan dengan hadirnya database keanggotaan dan AD/ART yang kekinian, serta melahirkan program kerja yang dititik beratkan pada 3 (tiga) aspek yakni sosial keagamaan, sosial kemasyarakatan dan sosial enterpreneurship.(**)