Camat Tallo Padukan Desain Moderen dan Kearifan Lokal di Lingkungan Kantor

Wujud Kepedulian, Kapolres Sidrap Bersama PJU dan Bhayangkari Besuk Anggota yang Sakit
Wujud Kepedulian, Kapolres Sidrap Bersama PJU dan Bhayangkari Besuk Anggota yang Sakit

MAKASSAR, BeritaInews.com–Kecamatan Tallo sebagai salah satu dari 14 Kecamatan yang ada di Kota Makassar, mempunyai peranan penting dalam pengembangan kota Makassar. Dengan Luas + 8,75 km 2 merupakan kecamatan yang paling utara di Kota Makassar, dengan jumlah penduduk kurang lebih 145.400 jiwa, 15 Kelurahan serta 78 RW dan 467 RT dengan penduduk yang heterogen.

Kecamatan Tallo mempunyai potensi yang besar,ditandai dengan adanya Makam Raja-Raja Tallo, dan Makam Datuk Ribandang di Sinassara sebagai tanda awal berdirinya atau menyebar agama Islam pertama di Makassar sekitar Tahun 1670-an.

Bacaan Lainnya

Seiring perkembangan waktu, penduduk di Kecamatan Tallo kian bertambah sehingga budaya yang masuk juga beragam. Kendati demikian, balutan religius tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sejarah Islam Tallo.

Camat Tallo, Alamsyah Sahabuddin, S.STP, M.Si dalam sebuah kesempatan wawancara dengan media ini mengatakan, Tallo adalah wilayah yang memiliki karakteristik religius yang kuat. Budaya sipakatau nya sangat kental.

“Tallo yang saya kenal penduduknya heterogen. Berkarakter kuat dan memiliki budaya saling menghargai juga sangat kental,” ucap mantan camat Makassar ini.

Selaras dengan itu, untuk mempertahankan budaya dan kearifan lokal di Tallo, Camat Alamsyah Sahabuddin mengkombinasikan desain modern dengan budaya lokal di lingkungan kantor Kecamatan Tallo.

Pemandangan itu nampak jelas tatkala kita memasuki pekarangan kantor camat Tallo, sebuah gasebo berukuran standar ditempatkan persis di depan pintu utama.

Gasebo itu merupakan symbol pembauran dan menjadi spot utama yang bisa dimanfaatkan untuk menerima tamu dan tempat ngumpul para kolega dan staf kantor kecamatan.

Inovasi Alamsyah Sahabuddin itu patut mendapat apresiasi karena mampu memadukan desain moderen dan budaya kearifan lokal sehingga nilai-nilai religi dan budaya saling mengingatkan dan menghormati tetap bisa dipertahankan dan tak akan tergerus oleh zaman. {**)

e catalog beritainews

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *