Guntur Soekarno Menjawab Kegelisahan Atas Gerakan De-soekarnoisasi

BeritaInews.com – Guntur Soekarno, putra pertama Presiden Soekarno, mengingatkan kembali para generasi muda untuk mengingat sosok sang Proklamator. Ajakan itu dikemukakan dalam bukunya yang berjudul ‘BUNG KARNO, Bapakku, Kawanku, Guruku’.
Menurut dia, saat ini ada kalangan yang masih terus berupaya melakukan de-soekarnoisasi. Sehingga, perlu ada pengingat agar rakyat dan generasi muda tidak melupakan siapa itu Soekarno.
“Ada sebagian kalangan ingin melakukan de-soekarnoisasi. Sehingga anak muda sekarang enggak jelas mengenai identitas politiknya. Nasionalisme juga melempem. Untuk itu, saya pikir perlu ada bacaan yang bisa menimbulkan itu,” kata Guntur Soekarno dalam diskusi virtual, Minggu (6/6).
Kini buku bertajuk ‘BUNG KARNO, Bapakku, Kawanku, Guruku’ sudah dicetak tiga kali. Berangkat buku itu, Guntur menjelaskan, Indonesia saat ini sangat memerlukan adanya indoktrinasi untuk pembinaan watak dan jiwa bangsa. Indoktrinasi ini telah dihapuskan pada era orde baru. Seharusnya pada era reformasi, pembinaan watak, dan jiwa bangsa diselenggarakan.
“Jadi jiwa dulu yang dibangun. Watak yang dibangun. Dengan begitu, secara otomatis rasa patriotisme, nasionalisme, pengenalan pada pahlawan akan timbul, jadi inget lagi. Siapa Pangeran Diponegoro? Siapa Gatot Soebroto,” ujarnya.
Dalam buku ini, dia mencoba mengenalkan sosok Soekarno dengan cara paling sederhana. Guntur menuliskan semua pengalaman dirinya dengan Soekarno, sebagai seorang anak, kawan, dan murid.
Buku ‘BUNG KARNO, Bapakku, Kawanku, Guruku’ pertama kali diterbitkan pada 1977. Sebelum itu, orde baru terus melakukan de-soekarnoisasi secara masif kepada rakyat dan generasi muda.
Mencegah adanya de-soekarnoisasi tersebut, Guntur berupaya menulis. Langkah itu dianggapnya sebagai salah satu cara agar ingatan rakyat terhadap sosok Soekarno tidak hilang.
Puti Guntur Soekarno, putri Guntur Soekarno, juga berpendapat. Menurut dia, buku ‘BUNG KARNO, Bapakku, Kawanku, Guruku’ memberikan gambaran seperti apa sosok Soekarno dengan cara yang mudah. Dia berahrap generasi muda dapat menerima buku itu dan mengenal lebih dekat siapa Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia. “Buku ini bisa menghapus sekat antara Soekarno dan pembacanya,” kata cucu Bung Karno itu.
Selama ini kata dia, buku yang diterbitkan tentang Bung Karno lebih berat. Pembaca harus mempelajari seperti apa pemikiran Bung Karno. Baik ide dan gagasan sang Proklamtor itu. Sementara buku yang ditulis ayahnya lebih menarasikan bagaimana Bung Karno itu sebagai seorang ayah, kawan dan guru.
Baca juga: Jawa Timur Merawat Spirit Kedaulatan Pangan Bung Karno
Puti menyakini buku ini akan dapat menghilangkan sekat dengan generasi muda. Sehingga sosok Bung Karno dapat diterima dan masih akan terus diingat sebagai salah satu pendiri bangsa.
“Hari ini kita butuh anak anak muda untuk tidak melupakan sejarah dan anak-anak muda untuk tidak melupakan siapa pendiri bangsanya,” tandasnya.

e catalog beritainews

Pos terkait