BERITA iNEWS — Para ilmuwan berhasil menyaksikan secara langsung bintang super raksasa merah meledak hingga mati. Momen dramatis ini dilaporkan dalam jurnal Astrophysical Journal, yang diterbitkan pada Jumat (7/1).
Para peneliti pertama kali mengamati ledakan supernova ini pada 16 September 2020, sejumlah besar cahaya terlihat keluar darinya oleh Institut Astronomi Universitas Hawaiʻi Pan-STARRS di Haleakalā, Hawaii.
Tim peneliti di seluruh dunia pun dengan cepat mulai mengamatinya menggunakan berbagai teleskop untuk mengamati sinar-X hingga gelombang radio ledakan tersebut.
Bintang super raksasa merah yang meledak tersebut diberi nama SN 2020tlf. Ia berjarak 120 juta tahun cahaya dari Bumi dan ukurannya 10 kali lebih besar dari massa Matahari.
Para peneliti kemudian mengamati ledakan tersebut hingga sang bintang raksasa mati dengan teleskop Pan-STARRS dan Observatorium WM Keck terdekat di Maunakea.“Ini seperti melihat bom waktu yang terus berdetak,” kata Raffaella Margutti, asisten profesor di CIERA sekaligus penulis senior makalah tersebut.
“Kami belum pernah mengkonfirmasi aktivitas kekerasan seperti itu di bintang super raksasa merah yang sekarat di mana kami melihatnya menghasilkan emisi bercahaya seperti itu, kemudian runtuh dan terbakar, sampai sekarang.”Selama mengamati, para peneliti mencatat peningkatan sinar cerah sebelum bintang tersebut mati.
Hal ini menunjukkan bahwa bintang raksasa merah ini mengalami perubahan signifikan dalam struktur internal mereka, yang menghasilkan ejeksi gas yang kacau balau.
Temuan tersebut pun menandai momen besar bagi pemahaman kita tentang proses kematian bintang.
Sebelumnya, para astronom berhipotesis bahwa bintang yang mau mati tampak relatif tenang sebelum meledak.“Ini adalah terobosan dalam pemahaman kami tentang apa yang dilakukan bintang masif beberapa saat sebelum mereka mati,” kata Wynn Jacobson-Galán, penulis utama studi tersebut.
“Deteksi langsung aktivitas pra-supernova di bintang super raksasa merah belum pernah diamati sebelumnya dalam supernova tipe II biasa.
Untuk pertama kalinya, kami menyaksikan bintang super raksasa merah meledak.”Para astronom berharap, mereka dapat melihat lebih banyak mengamati radiasi bercahaya dari bintang di alam semesta. Tujuannya adalah untuk mencari tahu apakah itu menandakan kematian bintang dalam waktu dekat.”Saya sangat senang dengan semua ‘ketidaktahuan’ baru yang telah dibuka oleh penemuan ini,” kata Jacobson-Galán.
Mendeteksi lebih banyak peristiwa seperti SN 2020tlf akan secara dramatis memengaruhi cara kita mendefinisikan bulan-bulan terakhir evolusi bintang, menyatukan pengamat dan ahli teori dalam upaya memecahkan misteri tentang bagaimana bintang masif menghabiskan saat-saat terakhir hidup mereka.”