Sejumlah warga berdiri di area Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (23/8). Foto: Wahyu Putro A/ANTARA FOTOKementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memperbarui data situasi COVID-19 pada Selasa (26/10). Kasus konfirmasi corona pada Selasa (26/10) tercatat bertambah sebanyak 611 orang.Dengan tambahan ini, maka total seluruh kasus konfirmasi corona di Indonesia menjadi 4.241.090 orang.Meski ada penambahan kasus aktif, sejumlah kabar baik penanganan virus corona di Indonesia tersaji. kumparan merangkum sejumlah kabar baik penanganan virus corona di Indonesia.Berikut rangkumannya:Seluruh RT di Jakarta Bebas Zona Merah dan OranyeProvinsi DKI Jakarta mulai menunjukkan situasi pandemi corona yang semakin terkendali. Kini tak ada lagi RT yang masuk kategori zona merah maupun oranye. Hal ini juga disampaikan oleh Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.Kasus harian corona di Jakarta pada Senin (25/10) bertambah sebanyak 82 kasus. Sementara untuk kasus meninggal tercatat sebanyak 1 orang.Menurut Riza, capaian ini juga berarti bahwa masyarakat harus tetap disiplin protokol kesehatan agar penularan tak kembali tinggi.”Setiap pencapaian adalah peringatan, sekali lagi kami tekankan, bahwa setiap pencapaian adalah peringatan. Kita pasti akan kembali ke zona merah dan oranye, jika kita tidak disiplin, dan Jangan sampai kita jadi pemicu naiknya kasus kembali,” tulisnya melalui akun Instagram pada Selasa (26/10).Berdasarkan situs corona.jakarta.go.id, hari ini, terdapat total 415 RT yang tersebar di Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, dan Jakarta Selatan yang masuk ke dalam kategori RT Zona Rawan atau Zona Kuning.Jakarta Barat: 99 RTJakarta Utara: 123 RTJakarta Timur: 103 RTJakarta Pusat: 33 RTJakarta Selatan: 58 RTKepulauan. Seribu: 0 RT (tidak ada RT rawan)Dalam pengkategorian ini, hanya ada 3 zona yang digunakan yaitu dari yang tertinggi atau paling rawan yakni Zona Merah. Zona Oranye, dan yang terendah adalah Zona Kuning.Dari data tersebut, diketahui Jakarta Utara memiliki RT yang paling banyak masuk dalam Zona Kuning. Sementara di Kepulauan Seribu, sudah tak ada lagi RT yang tergolong zona tersebut.”Data ini harus membuat kita semakin meningkatkan disiplin, karena kita tidak ingin kasus naik lagi,” tutup Riza.Warga bersepeda saat mengunjungi Kawasan Kota Tua, Jakarta, Minggu (24/10). Foto: Iqbal Firdaus/kumparanJakarta Catat 0 Kasus Kematian Akibat Corona Selama 9 Hari di Oktober IniKasus konfirmasi COVID-19 di DKI Jakarta yang terus melandai juga berpengaruh terhadap kasus kematian yang menurun pula. Pada Senin (25/10), tercatat ada penambahan 82 kasus positif corona dan 1 orang meninggal.Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan selama bulan Oktober ini, daerahnya tersebut telah melaporkan 0 kasus kematian dalam total 9 hari.”Berkat kekompakan seluruh warga menjalankan prokes, alhamdulillah, jumlah warga yang meninggal dunia karena COVID-19 di DKI Jakarta juga bisa kita turunkan,bahkan dalam 20 hari terakhir, terdapat sembilan (9 hari) dengan nol kematian,” tulis Riza dalam akun Instagram, dikutip pada Selasa (26/10).Menurut data di situs corona.jakarta.go.id, kesembilan hari tersebut tercatat pada tanggal 4, 7-8, 13-15, 17, dan 19-20 Oktober.Jika dilihat sepanjang Oktober ini, rata-rata kasus kematian yang dilaporkan tak lebih dari 5 kasus per hari. Kasus tertinggi yakni sebanyak 5 kasus dilaporkan pada tanggal 1-3 dan 5 Oktober.Oleh karena itu, Riza meminta agar capaian penurunan kasus kematian ini tetap diikuti dengan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan.”Data ini harus membuat kita semakin meningkatkan disiplin, karena kita tidak ingin kasus naik lagi,” tutup Riza.Petugas kargo membawa Vaksin AstraZeneca Tahap ke-99, setibanya di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Senin (25/10).
Foto: Amiriyandi/InfoPublik/KominfoIndonesia Terima Dukungan 684.400 Dosis Vaksin AstraZeneca dari Selandia BaruIndonesia kedatangan vaksin tahap ke-99, yang merupakan dukungan kerja sama dose-sharing vaksin. Kali ini bantuan vaksin dari Selandia Baru, Senin (25/10).Dukungan berupa 684.400 dosis vaksin jadi AstraZeneca melalui jalur multilateral COVAX Facility. Sehingga total vaksin yang sudah datang ke tanah air baik, dalam bentuk bulk dan jadi sekitar 292 juta dosis.”Ini merupakan pertama kalinya Selandia Baru melakukan kerja sama dose-sharing vaksin dengan Indonesia,” ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.Menurutnya, kerja sama Selandia Baru dengan Indonesia ini merupakan bagian dari komitmen Selandia Baru untuk mendukung program vaksinasi di kawasan Asia dan Pasifik, mengingat mayoritas dari kerja sama dilakukan dengan Indonesia.Retno menerangkan, kerja sama dengan Selandia Baru juga telah dilakukan Indonesia, antara lain melalui Eijkman Institute untuk meningkatkan kualitas tes COVID-19.”Kerja sama juga dilakukan dengan UNICEF untuk meningkatkan kapasitas kesehatan publik, serta sejumlah peralatan medis di Indonesia,” jelasnya.Retno menyebut, saat jumlah kasus COVID-19 di Indonesia sangat tinggi beberapa bulan yang lalu, Selandia Baru mengirimkan peralatan medis seperti ventilator dan rapid test, serta memberi dukungan tambahan kepada Eijkman.”Untuk kolaborasi dan kerja sama yang diberikan selama pandemi ini, atas nama Pemerintah Indonesia dan rakyat Indonesia, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Pemerintah dan rakyat Selandia Baru. Tena koutou, Aotearoa! Terima kasih, Selandia Baru,” ujarnya.Sejumlah warga beraktivitas di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/10). Foto: Jamal Ramadhan/kumparanKasus Aktif Corona DKI di Bawah 1.000, Warga Diminta Tetap WaspadaMeski angka kasus positif sudah menunjukkan tren menurun, tetap saja kasus COVID-19 masih memiliki potensi lonjakan kasus. Apalagi seminggu terakhir kematian akibat positif COVID-19 kembali meningkat.Dari yang semula persentase kematian akibat corona sebesar 0,4 persen pada 17 Oktober 2021 menjadi 0,7 persen pada 24 Oktober 2021.“Jika ada gejala, masyarakat harus segera berobat dan melakukan pemeriksaan PCR untuk mencegah kefatalan dan dapat dipantau segera oleh petugas kesehatan. Apalagi, COVID-19 pada anak seringkali tidak menunjukkan gejala atau justru gejala lain, seperti diare/keluhan saluran pencernaan,” jelas Kadinkes DKI, Widyastuti, sebagaimana dikutip ppid.jakarta, Selasa (26/10).Untuk terus melacak kemungkinan penyebaran COVID-19, Per 24 Oktober 2021, ratio tracing di Jakarta berada di angka 15,72, yang mana berarti satu kasus positif dilacak dan dilakukan PCR kepada rata-rata 15-16 orang yang berkontak erat.Setelah menggencarkan testing PCR sehingga meningkat sebanyak 9% menjadi 12,7 kali lebih banyak dari standar WHO, nyatanya kasus yang ditemukan menurun sebesar 32%. Hasilnya, dari 19.306 orang yang di tes hanya ditemukan 37 kasus positif corona.Dilihat dari kasus hari ini Selasa, (26/10), kasus aktif di Jakarta berada di angka 927 kasus dengan positivity rate sebesar 0,4%.“Kami menggencarkan penemuan kasus secara aktif (Active Case Finding/ACF), baik itu di sekolah, perkantoran, asrama, panti asuhan, mal, dan lain-lain. Alhamdulillah, data ACF di semua lokasi telah menurun, dari semula 4,4 persen per 24 September 2021, turun menjadi 3 persen per 25 Oktober 2021,” lanjutnya.Pelaksaan ACF ini sejalan dengan instruksi Kementerian Kesehatan untuk mendeteksi kemungkinan penyebaran COVID-19 saat pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).Selain itu juga, Widyastuti juga menjelaskan vaksinasi berperan penting dalam rangka menekan kasus COVID-19 di Jakarta. Saat ini cakupan vaksinasi COVID-19 KTP DKI Jakarta per 25 Oktober 2021 untuk dosis 1 sebanyak 7.187.310 (86 persen) dan dosis 2 sebanyak 5.718.827 (68 persen) dari total penduduk DKI Jakarta.