Kabar Corona Dunia: Lockdown di Melbourne Diperpanjang, Kasus di China Melonjak

Petugas PPSU Bukit Duri menyelesaikan pembuatan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Aprillio Akbar/Antara FotoLockdown di Melbourne, Australia, hingga kasus corona yang semakin melonjak di China, menjadi beberapa kabar corona dunia yang muncul pada Rabu (11/8). Corona masih menjadi momok bagi dunia.Semua negara hingga saat ini masih berjibaku melawan pandemi dengan strateginya masing-masing, terutama untuk memutus rantai penularan.kumparan merangkum kabar corona dunia pada Rabu (11/8). Berikut rangkumannya:Suasana jalan raya di Melbourne ketika lockdown. Foto: Sandra Sanders/REUTERSLockdown Melbourne Diperpanjang Sepekan5 juta penduduk Melbourne, Australia, terpaksa harus terus menjalani lockdown hingga satu pekan ke depan. Hal ini dikarenakan penambahan kasus COVID-19 yang terjadi masih di kota tersebut.Pada Rabu (11/8), Melbourne melaporkan penambahan kasus harian sebanyak 20 infeksi. Sejumlah kasus disebut “kasus misterius” akibat belum ditemukan kaitannya dengan infeksi lain.Lockdown keenam Melbourne ini dimulai sejak Kamis (5/8) lalu dan dijadwalkan berakhir pada Kamis (12/8) esok.Tetapi, penambahan kasus yang tinggi ini menyebabkan Menteri Utama Victoria, Daniel Andrews, memutuskan untuk memperpanjang lockdown hingga setidaknya 19 Agustus.Seorang pekerja medis mengambil swab dari seorang wanita di tempat pengujian COVID-19, di Beijing, China. Foto: Tingshu Wang/REUTERSKasus COVID-19 di China MelonjakGelombang penularan kasus baru di China masih terjadi. Dikutip dari Reuters, pada Selasa (10/8) tercatat penambahan kasus konfirmasi sebanyak 111 infeksi, dengan rincian transmisi lokal 83 infeksi dan kasus impor 28 infeksi.Total kasus corona dalam sepekan terakhir kini mencapai 583 infeksi.Dengan jumlah tersebut, terjadi peningkatan hingga 85,1% jika dibandingkan dengan total kasus pada pekan lalu. Sementara tren peningkatan kasus pada pekan lalu mencapai 87,5%.Sementara angka kasus tanpa gejala bertambah 30 infeksi, turun 8 kasus dibandingkan hari sebelumnya. China tidak mengkategorikan kasus tanpa gejala sebagai kasus konfirmasi.Hingga kini, total kasus COVID-19 China mencapai 94.080 infeksi dan 4.636 kematian. Menurut para ahli, gelombang kasus ini sebagian besar disebabkan oleh varian Delta, strain virus corona yang jauh lebih menular.Mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/ReutersStigma, Membuat Relawan COVID-19 di Myanmar Jauh dari RumahStigma dari keluarga dan lingkungan para relawan mengakibatkan mereka yang merawat, mengubur, dan mengkremasi korban virus corona tidak kembali ke rumah karena takut menyebarkan penyakit.Hal tersebut terjadi di Myanmar. Peristiwa itu terekam dalam potret lensa. Berikut foto-foto aktivitas para relawan itu:Para sukarelawan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) menguburkan seorang terduga korban virus corona di sebuah pemakaman di distrik Taungoo di wilayah Bago Myanmar. Foto: Ye Aung Thu / AFPPara sukarelawan bermain game seluler di ponsel mereka di pangkalan sementara mereka di distrik Taungoo di wilayah Bago Myanmar, sekitar 220 km dari Yangon. Foto: Ye Aung Thu / AFPSeorang sukarelawan membakar alat pelindung diri (APD) mereka setelah mengkremasi seorang biksu yang diduga meninggal karena virus corona Covid-19. Foto: Ye Aung Thu / AFPDua orang sukarelawan mengenakan alat pelindung diri (APD) mendisinfeksi tubuh seorang biksu yang diduga meninggal karena virus corona Covid-19 Foto: Ye Aung Thu / AFPPara relawan mengenakan alat pelindung diri (APD) sebelum meninggalkan markas sementara mereka di distrik Taungoo di wilayah Bago Myanmar. Foto: Ye Aung Thu / AFPSeorang pria menurunkan peti mati kosong dari sepeda motornya ketika para sukarelawan tiba untuk mengambil mayat seorang terduga korban virus corona Covid-19 di distrik Taungoo di wilayah Bago Myanmar. Foto: Ye Aung Thu / AFPSeorang sukarelawan (tengah) merawat seorang pasien dengan virus corona Covid-19 di rumah warga di Myanmar. Foto: Ye Aung Thu / AFPDua orang sukarelawan mengenakan alat pelindung diri (APD) mengkremasi tubuh seorang biksu yang diduga meninggal karena virus corona Covid-19. Foto: Ye Aung Thu / AFP

e catalog beritainews

Pos terkait