MAKASSAR | Forum Komunikasi Pengelola Perpustakaan Lorong dan Desa Sulawesi Selatan memenuhi undangan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Makassar, Andi Khadijah Iriani di Balaikota Makassar.
Penggagas Perpustakaan Lorong kota Makassar yang juga Ketua Forum Pengelola Perpustakaan Lorong Desa Sulsel, Bachtiar Adnan Kusuma, didampingi Duta Baca Sulsel Reski Amalia Syafiin, S.H., pengurus Forum Perpustakaan Lorong Desa Sulsel, ketua LPM perwakilan kota Makassar.
Pada kesempatan tersebut, Bachtiar Adnan Kusuma memaparkan tentang inovasi Perpustakaan Lorong yang ada di Parangtambung dan beberapa wilayah di kota Makassar.
Menurut Bachtiar Adnan Kusuma, perpustakaan lorong Parangtambung yang berdiri pada 2017 menjadi wadah belajar bagi masyarakat.
Selain membaca, disini juga ada kelas bahasa Inggris, kelas inspirasi, Talkshow literasi, kelas Mendongeng dan kelas edukasi dan rekreatif. BAK mengakui kalau kehadiran Perpustakaan Lorong telah mengubah perilaku dan pola pikir masyarakat menjadi lebih maju.
Kiki yang juga Ketua Relawan Perpustakaan Lorong Parangtambung, menyampaikan succes story inspirating bagaimana proses edukasi role ply di perpustakaan lorong Parangtambung.
Kepala Bappeda Kota Makassar, dr Hj Andi Khadijah Iriani terlihat antusias mendengar penjelasan dari Penggagas Perpustakaan Lorong Bachtiar Adnan Kusuma dan Reski Amalia Syafiin.
Khadijah Iriani tak menyangka ada sebuah gerakan peningkatan minat baca masyarakat melalui Perpustakaan Lorong.
“Saya mengapresiasi adanya Perpustakaan Lorong. Ini contoh inovasi yang berkelanjutan. Dan itu yang penting. Dalam sebuah program atau gerakan yang paling penting adalah suistanablenya. Perpustakaan lorong bisa menjadi gerakan yang kita terapkan di kelurahan dan kecamatan. Karena itu, Bappeda kota Makassar akan memfasilitasi Focus Group Discussion untuk membicarakan lebih lanjut tentang Perpustakaan Lorong,” katanya.
“Saya berharap gagasan tentang perpustakaan lorong bisa hadir di setiap kelurahan dengan kerjasama LPM, Lurah bisa menghadirkan perpustakaan lorong dengan memanfaatkan dana kelurahan.”(*)