BERITAINEWS, Makassar : Praktik mendaur ulang dapat menjadi sumber kreativitas dan inovasi. Dengan memandang barang bekas sebagai sumber potensial untuk bahan baru, peserta didik dapat mengembangkan ide-ide kreatif dalam mendesain produk atau menciptakan seni yang ramah lingkungan. Sehingga Sekolah Islam Athirah 1 Makassar khusunya kelas 1 mengambil tema Barbeku” Barang bekas menjadi berkualitas” yang dilaksanakan kamis, 7/12/2023)
“Dengan banyaknya barang bekas dilingkungan. Proyek P5 ini bertujuan untuk melibatkan siswa kelas 1 dalam kegiatan mendaur ulang barang bekas menjadi benda sehari-hari. Melalui proyek ini, diharapkan siswa dapat mengembangkan pemahaman tentang pentingnya mendaur ulang untuk pelestarian lingkungan dan sekaligus meningkatkan kreativitas mereka dalam membuat benda-benda fungsional dari barang bekas menjadi berkualitas” ungkap Utari Putri Aznur, S.Pd selaku ketua kegiatan pelaksana P5
Ernawati, SS, salah satu wali kelas 1 menceritakan pertama-tama, siswa diperkenalkan dengan konsep dasar tentang daur ulang dan dampak positifnya terhadap lingkungan. Materi disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan gambar-gambar ilustratif agar mudah dipahami oleh siswa kelas 1. Kemudian peserta didik diajak memilah sampah yang dapat di daur ulang sehingga mereka dapat memahami bahwa barang bekas yang tampak tidak berguna masih dapat diubah menjadi benda baru yang bermanfaat.
“Setelah pemahaman dasar terbentuk, proyek P5 ini melibatkan kegiatan pengumpulan barang bekas di sekolah dan di rumah siswa. Barang-barang seperti botol plastik, kardus bekas, dan kain yang tidak terpakai menjadi bahan utama. Hal ini juga merangsang partisipasi keluarga siswa dalam mendukung proyek ini, menciptakan kolaborasi antara sekolah dan lingkungan rumah,’’ tambahya.
“Langkah selanjutnya adalah sesi kreativitas, di mana peserta didik dibantu guru kelas untuk merancang dan membuat benda-benda sehari-hari dari barang bekas tersebut. Mereka membuat vas bunga dari botol plastik, toples dari bahan baku plastik dan kain, bunga dari pipet plastik. Proses ini tidak hanya mengembangkan keterampilan kreatif, tetapi juga melibatkan siswa dalam kegiatan praktis yang mendidik,’’tutupnya”.
Sesi pameran menjadi penutup proyek, di mana setiap siswa dapat memamerkan karyanya. Dimana pameran ini menampilkan beragam pertunjukan seperti tahfiz, penampilan lagu profil pancasila, puisi dan menari sesuai dengan tema, presentasi siswa siswi mengenai proses pembuatan produk dari barang bekas. Pameran ini tidak hanya melibatkan siswa, tetapi juga mengundang orangtua dan pimpinan sekolah. Melalui pameran ini, siswa dapat merasakan apresiasi atas kreativitas mereka dan memahami bahwa upaya mereka dalam mendaur ulang dapat memotivasi orang lain untuk ikut berkontribusi. Para orang tua peserta didik pun merasa senang dengan kegiatan P5 ini. (**/BB)