MAKASSAR – Perekonomian Kota Makassar diprediksi mulai memasuki fase pemulihan. Meski pandemi Covid-19 belum usai, namun upaya pemulihan mulai digerakkan. Pemerintah Kota Makassar saat ini mulai fokus pada perbaikan di lima sektor.
Perbaikan di lima sektor ini menyusul adanya sejumlah pelonggaran yang dibuat pemerintah untuk kembali menghidupkan aktivitas perekonomian. Pemkot Makassar sendiri telah membuat Perwali Nomor 51/2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan sebagai upaya pencegahan Covid-19 dalam Rangka Pemulihan dan Percepatan Ekonomi.
Kepala Sub Bidang Pangan dan Pertanian Bappeda Kota Makassar A.E Arifianto menjelaskan saat ini Pemkot Makassar akan memaksimalkan perbaikan pada sektor strategis, di antaranya sektor pariwisata, usaha mikro kecil menengah (UMKM), padat karya, investasi, dan perikanan.
“Pandemi Covid-19 memang cukup menghantam ekonomi kita. Apalagi pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kemarin. Pemberhentian kegiatan bisnis di Kota Makassar tentu memberi dampak pada banyak sektor lainnya,” ungkap Arifianto, Senin (7/9).
Ekonomi Makassar yang sempat tumbuh di angka 6,20 persen pada awal tahun, harus terpuruk di angka 2,8 persen pada triwulan II/2020. Hal ini tentu menjadi tugas besar bagi pemerintah kota. Terlebih, Makassar menjadi daerah yang berkontribusi besar terhadap perekonomian Sulawesi Selatan.
Arifianto memaparkan sejumlah strategi lain juga terus didorong. Misalnya saja, dengan meningkatkan sinergitas antara pemerintah pusat, provinsi dan pemerintah kota dan para stakeholder terkait.
“Sinergi antara lembaga pemerintah kota juga diperkuat. Hal itu tentu dibarengi dengan tindakan real di lapangan,” ungkapnya.
Ekonom Universitas Hasanuddin Makassar, Prof Marsuki DEA mengatakan prospek pertumbuhan ekonomi Makassar memang telah memasuki fase pemulihan. Meski belum pulih secara total, namun diyakini ekonomi Makassar akan tumbuh pada triwulan dua 2020.
“Prediksi ekonomi Makassar. Triwulan III hanya di angka 3 persen. Meski masih melambat, tapi sudah ada perbaikan dari periode sebelumnya,” ujar Marsuki yang juga merupakan Rektor STIM Nitro Makassar.
Menurutnya, jika ingin menggerakkan perekonomian, pemerintah kota harus menyelesaikan permasalahan di sektor yang terdampak besar. Selain lima sektor strategis, Pemkot Makassar juga perlu menyelesaikan tujuh persoalan sub sektor yang terpuruk pada masa pandemi.
Misalnya lanjut Marsuki, pada sub sektor penyediaan akomodasi makanan, transportasi, pergudangan, industri pengolahan, konstruksi dan jasa keuangan. Jika subsektor ini mampu bertumbuh positif, maka dipastikan mendongkrak ekonomi Makassar.
“Sejauh ini kita melihat, stimulus bantuan tunai belum mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi dalam waktu dekat. Menyusul bantuan ini akan cenderung untuk disimpan, terlebih pandemi belum pasti kapan akan berakhir,” jelas Marsuki.|**