BERITA iNEWS, MAKASSAR Membangun tradisi berpikir anak muda agar lebih fositif dan bertanggungjawab bermula dari perpustakaan lorong. Perpustakaan lorong adalah sentral sekaligus medium membangun tradisi berpikir yang sehat dan konstruktif.
Salah satunya dengan memberikan ruang yang luas bagi anakanak muda berkreatifitas dalam berbagai bidang. Demikian pokokpokok pikiran yang disampaikan Ketua LPM Parangtambung, Bachtiar Adnan Kusuma, Sabtu 11/7.
Menurut BAK, memberdayakan pIkiran dan gagasan AnakAnak muda bermula dari Perpustakaan Lorong mestinya dibangun secara berkesinambungan. ” AnakAnak muda Relawan Perpustakaan Lorong saatnya menjadi Change Of Agent” papar Motivator dan Pembelajar Parenting ini. BAK menguraikan hasil Programmer For Internasional Student Assessment(PISA) 2018 menunjukkan anakanak dari keluarga yang lebih berada cenderung memperoleh skor membaca lebih tinggi dibandingkan anakanak dari keluarga tidak mampu. Untuk Indonesia, anakanak dari kelompok sosial ekonomi 25 persen tertinggi 402. Skor ratarata kelompok sosial ekonomi 25 persen terendah dan 25 persen tertinggi di DKI, 378 dan 465, DIY 388 dan 460.
Kuncinya, kata BAK, anak muda punya modal besar untuk meraih bintangnya setinggi langit. Pertama, anakanak muda harus mampu membangun motivasi yang tinggi agar bisa menjadi anak muda yang sukses. Kecerdasan, bakat, faktor lingkungan dan keterampilan bisa menjadi pelecut bagi anakanak muda bisa bersaing di era millenial. Ujungnya, kata BAK akan melahirkan kreativitas dan hanya anakanak muda yang kreatif bisa menaklukkan persaingan hidup saat ini.
Karena itu, BAK berharap anak muda bergenre doyang membaca di perpustakaan lorong seharusnya punya nilai lebih dari anak muda lainnya. Kuncinya, anak muda bergenre suka membaca buku harus menguasai ilmu pengetahuan dengan menjadikan membaca sebagai life style.” Anak muda yang berstatus anak muda pembaca buku di perpustakaan lorong punya kelebihan, selain mengejar prestasi untuk dunia, mereka juga berlombalomba mengisi dirinya untuk bekal menuju akherat. “Pemuda dan relawan perpustakasn lorong ukuran utamanya selalu gelisah kalau tidak berkutat dengan bukubuku di perpus lorong,” kunci Ketua LPM Terbaik 1 Kota Makassar 2017 ini. (bas/bak)