BERITAINEWS, KOLAKA – Sebagai bagian dari Group Mining Industry (MIND ID)*,_ PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), di Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa mendapat pengakuan dari Kementerian ESDM atas komitmen dalam mengintegrasikan praktik pertambangan yang baik dan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini diungkapkan dalam kunjungan Inspektorat Jenderal (Itjen) dan Direktorat Jenderal (Ditjen) Minerba Kementerian ESDM di lokasi proyek IGP di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, pada Senin dan Selasa (4-5/11/2024)._
Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mendorong perusahaan yang bergerak di bidang usaha pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba) untuk melaksanakan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) di sekitar lokasi penambangan. Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan bagian penting dalam menjalankan Good Mining Practice (GMP) atau kaidah teknik pertambangan yang baik.
Program PPM yang dilaksanakan di Kolaka sejak 2022 dinilai telah memberikan dampak sosial yang signifikan, terutama dalam mendukung keberlanjutan sosial dan kesejahteraan masyarakat sekitar area operasional tambang Pomalaa. Dengan alokasi anggaran lebih dari Rp16 miliar sejak 2021, program ini mencakup berbagai sektor vital seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, serta pengembangan infrastruktur.
Auditor Madya Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM, Bobby JPH Silalahi mengatakan bahwa PT Vale telah membuktikan keberlanjutan sosial dan operasional pertambangan yang bertanggung jawab dapat berjalan seiring. Menurutnya, keberhasilan Program PPM mereka harus menjadi contoh bagi industri pertambangan lainnya dalam menjalankan tanggung jawab sosial dengan lebih serius.
“PT Vale menjadi bukti nyata atas komitmen keberlanjutannya, bukan hanya mendukung masyarakat, tetapi juga meningkatkan keberhasilan jangka panjang dari operasional tambang,” katanya.
Kementerian ESDM mengapresiasi bahwa praktik pertambangan yang baik dapat berjalan seiring dengan tanggung jawab sosial perusahaan yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat. “Keberlanjutan sosial adalah kunci untuk memastikan bahwa operasional tambang tidak hanya memberikan manfaat bagi perusahaan, tetapi juga bagi masyarakat sekitar,” ungkap Bobby.
“Kami berharap lebih banyak perusahaan pertambangan dapat mencontoh langkah konkret yang diambil PT Vale dalam menjalankan tanggung jawab sosial mereka,” harapnya.
Sementara itu, Head of Project Pomalaa PT Vale, Mohammad Rifai menjelaskan, Program PPM PT Vale berfokus pada pemberdayaan masyarakat di sekitar tambang Pomalaa dengan tujuan menciptakan kemandirian ekonomi yang berkelanjutan. Dia menuturkan, selain mengalokasikan dana untuk pengembangan ekonomi lokal, program ini juga meliputi pelatihan keterampilan, peningkatan akses pasar bagi petani lokal, serta dukungan untuk sektor pendidikan melalui penyediaan beasiswa dan perbaikan fasilitas pendidikan.
“Kami berfokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat, menciptakan peluang usaha, dan membantu mereka membangun kemandirian. Program PPM bukan hanya sekadar memberikan bantuan, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk masa depan mereka,” tuturnya.
Melalui program-program ini, PT Vale berupaya menciptakan dampak jangka panjang yang bukan hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, tetapi juga memperkuat kapasitas lokal untuk tumbuh dan berkembang secara mandiri.
Perseroan terus mengedepankan keberlanjutan sosial sebagai bagian integral dari strategi jangka panjang perusahaan. Selain mendukung pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat di Kolaka, perusahaan berkomitmen untuk terus memperluas dan mengembangkan Program PPM dengan melibatkan masyarakat dalam setiap tahap perencanaan dan pelaksanaan program.
“Keberlanjutan sosial adalah kunci untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik, tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi masyarakat yang turut berperan dalam keberhasilan operasional tambang. Kami berharap Program PPM ini menjadi contoh yang menginspirasi bagi lebih banyak perusahaan untuk melibatkan dan memberdayakan masyarakat dalam setiap langkah operasional mereka,” pungkas Rifai. (**)