BERITA, iNEWS, MAKASSAR – Sekolah Islam Athirah Bone menggelar kajian dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Kajian ini dibawakan oleh AG. Dr. H. Lukman Arake, Lc., MA., pimpinan pondok pesantren Al Ikhlas Ujung sekaligus Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Bone.
Kajian bertajuk “Memetik Keteladanan Nabi Muhammad SAW Untuk Pengembangan Karakter Generasi Muda Islam” ini dilaksanakan di Masjid Fatimah Kalla yang diikuti oleh seluruh siswa, guru, dan karyawan Sekolah Islam Athirah Bone. Dibuka oleh MC, dijelaskan bahwa tujuan dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini digelar adalah untuk melakukan refleksi terhadap jejak teladan Rasulullah SAW sebagai anutan terbaik bagi seluruh umat.
Suasana haru melingkupi Masjid Fatimah Kalla tatkala Nabila, salah satu siswi kelas VII SMP Islam Athirah Bone, melantunkan ayat suci Alquran Surah Al Ma’arij ayat 19:35 dengan indah, sebagai bagian pembuka dari kegiatan ini. Berkali-kali hadirin mengucapkan kalimat thayyibah acap kali Nabila menyelesaikan satu ayat yang dibacanya.
AG. Dr. H. Lukman Arake, Lc., MA. menjelaskan mengapa memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW, padahal umumnya ketika orang yang telah wafat, maka yang diperingati adalah hari kematiannya. “Karena Nabi Muhammad SAW tidak ‘mati’. Karakternya terus hidup agar kita menjadikannya contoh dalam kehidupan. Allah SWT memberikan banyak keistimewaan kepadanya. Makanya diberikan nama Muhammad, yang artinya ‘yang terpuji’. Selain itu ia juga dijuluki ‘Al Mahiy ’ artinya menghapus. Dialah yang menghapus paham-paham yang salah. Ia juga dijuluki Al Hasyir yang artinya ‘yang memimpin’. Karena dia akan memimpin kaumnya di padang Mahsyar. Julukan lainnya adalah ‘Al Aqib’, yang artinya ‘yang terakhir’ karena dialah Nabi terakhir yang diutus Allah SWT. “
Lebih lanjut, Dr. Lukman Arake memberikan motivasi kepada seluruh siswa. “Bermimpi itu jangan setinggi langit, tapi lampauilah langit. Agar anda semua berusaha dengan keras. Teladanilah sifat-sifat Rasulullah SAW. Cintailah beliau sebagaimana beliau mencintai kita meskipun kita tidak pernah bertemu dengannya. Karena jika kita mencintai Rasulullah SAW, Allah SWT akan mencintai kita.”
Di bagian akhir kajian, beliau menyampaikan kalimat pemantik semangat kepada seluruh siswa, “Belajarlah dengan baik karena anda semua adalah generasi yang sangat diharapkan 10-20 tahun ke depan yang akan mwndakwahkan agama ini, menjadi pemimpin negara, dan menebarkan manfaat bagi masyarakat atau sesama manusia.”
Setelah mendengarkan kajian, beberapa siswa melontarkan pertanyaan kepada pemateri, diantaranya perspektif ulama terkait perayaan Maulid, dan tips agar tetap istiqomah dalam menjaga karakter Islami di tengah gempuran peradaban modern yang mengikis karakter remaja, terutama remaja muslim. (**/bb)