BERITA iNEWS, SULSEL — Silaturahmi Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Sulsel dengan Wakil Menteri Agama RI KH Zainut Tauhid, dilaksanakan di Sultan Alauddin Hotel & Convention, Jumat (9/10/2020). Pertemuan ini mengangkat tema Mewujudkan Moderasi Beragama Menuju Indonesia Maju.
Wakil Menteri Agama RI menyampaikan orasinya di hadapan para tamu dan undangan. Baginya, Nahdatul Ulama (NU) memiliki dua fungsi menjadi modal kekuatan, tugas mengawal nilai keislaman dan mengawal nilai kebangsaan.
“NU itu lahir dari dua akar. Yang pertama adalah akar keislaman sedangkan yang satunya lagi adalah rasa cinta Tanah Air,” kata KH Zainut Tauhid.
Menurutnya, loyalitas NU terhadap Tanah Air tidak pernah surut dalam kondisi darurat sekalipun. Ketika kaum Muslimin menghadapi dilema di antara kepentingan agama dan kepentingan bangsa, NU mampu mengambil sikap politik kebangsaan yang tegas demi kemaslahatan umat. Fakta itu dapat dilihat dari beberapa catatan sejarah perjalanan bangsa Indonesia.
“Sikap kebangsaan NU masih tetap relevan dengan dinamika sosial politik Indonesia hari ini. Apalagi, berbagai macam ideologi transaksional berkembang akhir-akhir ini mulai menggerus rasa cinta Tanah Air di sebagian kalangan umat,” katanya.
Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, juga hadir di tengah para tokoh Nahdatul Ulama (NU) Se Sulsel ini. Ia mengaku sudah dekat sekali dengan NU.
“Saya sering bersama tokoh dan warga NU dalam berbagai organisasi dan kegiatan. Dan hari ini baru ketemu dengan DPW dan keluarga besar NU,” ungkap Andi Sudirman.
Baginya, silaturahmi ini merupakan langkah bagi sinergitas menyelesaikan berbagai perhatian di Sulsel.
“Dengan adanya silaturahmi ini kita saling menutupi dan mampu memberi solusi, bahwa tentu banyak perhatian kita di Sulsel yang dapat kita selesaikan. Salah satunya radikalisme atau pemahaman ekstream,” sambungnya.
Lalu ia menyampaikan bagaimana program pembangunan umat yang di jalankan di Sulsel.
“Di Sulsel, sejak awal kami memimpin, kami memasukkan program masyarakat madani. Dan itu dimasukkan ke dalam RPJMD sehingga lahirlah program salah satunya satu desa satu tahfidz, kegiatan literasi Al-Quran di sekolah,” jelasnya.
“Juga di Sulsel, ada program bebas memilih zonasi bagi penghapal Al-Quran 10 Juz,” sambungnya.
Hadir dalam pertemuan tersebut, Ketua PWNU Sulsel, Rektor UNM, Rektor UIN Alauddin, seluruh tokoh dan organisasi Nahdatul Ulama (NU). (*)